Bima (15/10/2025) – SDN 27 Rabadompu Timur kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan literasi dan pelestarian budaya daerah. Sekolah tersebut melaksanakan kegiatan literasi yang dilanjutkan dengan sesi refleksi kembali penampilan siswa mereka dalam ajang bergengsi Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI).

Kegiatan yang berlangsung pada hari Rabu, 15 Oktober 2025, ini diawali dengan pembiasaan literasi di seluruh kelas, dilanjutkan dengan pengumpulan siswa yang telah berpartisipasi dalam FTBI. Agenda utama refleksi ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengapresiasi upaya serta penampilan para peserta yang telah berjuang di tingkat FTBI dengan membawa materi-materi berbahasa Mbojo, bahasa daerah Bima.

Mata lomba yang direfleksikan meliputi:

 Ceramah Mbojo (Pidato Bahasa Mbojo)

 Puisi (Membaca/Mencipta Puisi Berbahasa Mbojo)

 Mpama (Cerita Rakyat/Mendongeng Berbahasa Mbojo)

 Stand Up Comedy (Komedi Tunggal Berbahasa Mbojo)

Kepala SDN 27 Rabadompu Timur, dalam sambutannya, menyampaikan rasa bangga atas semangat dan keberanian siswa-siswi yang telah tampil di FTBI. "Kegiatan refleksi ini bukan hanya tentang menang atau kalah, tetapi lebih kepada sejauh mana anak-anak kita mampu mencintai dan melestarikan bahasa ibu mereka, yakni Bahasa Mbojo. Mereka adalah tunas-tunas muda yang akan menjaga warisan budaya kita," ujarnya.

Dalam sesi refleksi, para siswa diberikan kesempatan untuk menceritakan pengalaman mereka, tantangan yang dihadapi, serta pelajaran yang didapat selama proses persiapan dan tampil di FTBI. Guru pendamping juga memberikan masukan konstruktif untuk meningkatkan kualitas penampilan di masa depan, khususnya dalam hal penguasaan intonasi, ekspresi, dan pendalaman materi berbahasa daerah.

Diharapkan, melalui kegiatan literasi yang berkelanjutan dan refleksi pasca-lomba FTBI ini, semangat siswa untuk membaca, menulis, berbicara, dan memahami budaya lokal, khususnya Bahasa Mbojo, akan terus tumbuh dan menjadi bekal berharga bagi masa depan mereka. SDN 27 Rabadompu Timur berkomitmen menjadikan literasi dan pelestarian budaya sebagai bagian integral dari proses pembelajaran di sekolah.